Film Avatar Terlaris Sepanjang Sejarah

Rekor baru dunia film tercipta. Avatar akhirnya berhasil menumbangkan Titanic. Dengan catatan pemasukan total US$1,859 miliar (Rp17,4 triliun) pada Senin lalu (25/1) lalu, kisah para makhluk biru itu sukses ditahbiskan sebagai film terlaris sepanjang masa.
Sebelum ini 12 tahun rekor dipegang Titanic dengan perolehan US$1,843 miliar (Rp17,2 triliun). Hebatnya, dua film itu sama-sama hasil besutan sutradara James Cameron. Itu berarti Cameron mencatat sejarah dengan membuat dua film secara berurutan yang keduanya menduduki peringkat satu.
Luar biasanya lagi, seperti dikutip AFP, Avatar mencatat pendapatan sebanyak itu hanya dalam 39 hari. Sementara Titanic membutuhkan waktu 41 minggu untuk meraih rekor tersebut. Tak bisa dimungkiri, pendapatan Avatar paling besar merupakan hasil sumbangan bioskop 3D yang memang mematok harga lebih mahal. Dari total pendapatan Rp17,4 triliun, 72 persen di antaranya dihasilkan bioskop 3D.
Menurut analis box office Jeff Bock, Cameron layak disebut king of the world (mengacu dialog Leonardo DiCaprio pada film Titanic, red). "Persis seperti kisah Titanic. Banyak yang dulu menyangsikan bisa tenggelam, tapi toh akhirnya tenggelam juga. Hebatnya lagi, yang menenggelamkan adalah sang kapten kapal sendiri, James Cameron, yang membawa dunia baru," kata Bock.
Bock memuji setinggi langit sutradara yang beristrikan aktris Suzy Amis tersebut. "Dia adalah kombinasi langka antara ahli strategi film dan pesulap. Film-filmnya tidak mainstream. Selalu seperti pertunjukan megah, dan Anda harus menontonnya untuk bisa percaya," katanya. "Film-filmnya selalu menjadi ikon kultural pada masanya," imbuhnya.
Avatar yang ongkos produksinya mencapai US$500 juta (Rp4,6 triliun) memang megah dan kolosal. Berdurasi dua jam 40 menit, film itu ditunjang penggunaan teknologi 3D terbaru serta digarap empat tahun.
Kisah ber-setting di sebuah planet bernama Pandora, yang mineralnya dieksploitasi oleh perusahaan pertambangan manusia. Ceritanya klasik, sebuah perusahaan yang tak mengindahkan alam dan hanya mengeksploitasinya sampai habis. Kemudian, Navi, ras penghuni planet tersebut, melawan.
"Memang film itu adalah sebuah metafora. Tidak terlalu politis sebagaimana yang dibayangkan orang, tapi saya hanya ingin timbul kesadaran untuk memperlakukan alam dengan lebih baik," kata Cameron.
Pihak studio mengatakan, tema perlindungan alam, menghargai kehidupan, dan perdamaian menjadi salah satu kunci sukses film ini. Dan, itulah yang membuat masyarakat berduyun-duyun menontonnya. Romantisme yang terbangun antara cinta karakter Jake Sully dan Neytiri juga menciptakan sensasi tersendiri saat menyaksikan film tersebut.
Kabar sukses ini diikuti sejumlah cerita di beberapa negara pemutar Avatar. Salah satunya di Tiongkok. Di negeri Tirai Bambu tersebut pemutaran Avatar harus dihentikan untuk sementara mulai besok (29/1). Penyebabnya, pemerintah ingin agar film kolosal tentang salah satu filsuf besar Tiongkok yang menjadi dasar peradaban Confucius dirilis. Pemerintah ingin agar penikmat film menyaksikan lebih dulu film yang dibintangi Chow Yun-Fat tersebut. Kalau Avatar terus diputar, dikhawatirkan tidak ada yang mau melihat film yang berjudul sama dengan tokoh karakter utamanya, Confucius, itu.
Sukses secara finansial menjadikan Avatar sebagai salah satu film yang sangat diunggulkan dalam perhelatan Oscar Maret mendatang. Apalagi, dua pekan lalu, Avatar sukses menjadi film terbaik dalam ajang Golden Globe Awards. Namun, untuk bisa menyusul keberhasilan Titanic yang berhasil membawa 11 piala Oscar, tampaknya Avatar mengalami kesulitan. Sebab, para pemain dalam film itu dengan bantuan teknologi digital sebagian besar telah diubah menjadi makhluk biru bertinggi 10 kaki.

Like Folder