Barrow, Tak hanya menimbulkan rasa pedas, lada hitam juga ternyata punya manfaat bagi dunia medis. Baru-baru ini peneliti berhasil menemukan fungsi lain dari lada, yaitu sebagai stimulator untuk menghilangkan rasa nyeri.
Hasil temuan peneliti dari Barrow Neurological Institute at St. Joseph's Hospital and Medical Center telah membuka jalan untuk mengembangkan sebuah obat penghilang rasa nyeri baru yang disebut TRPV1 antagonists.
Obat ini akan menghambat reseptor vannilloid-1 (TRPV1) yang berperan sebagai pemicu sensasi panas saat mengonsumsi makanan yang pedas-pedas, sensasi tubuh yang tidak jauh berbeda saat seseorang sedang kesakitan. Oleh karena itu lada dianggap sebagai bahan yang bisa memicu menghilangkan rasa nyeri.
Sebenarnya peneliti sudah lama menduga bahwa TRPV1 antagonists berfungsi sebagai penghilang rasa nyeri dan berniat mengembangkannya. Namun percobaan klinis yang menyebutkan bahwa TRPV1 antagonists menyebabkan hyperthermia, yaitu demam berbahaya yang menyebabkan suhu tubuh sangat tinggi, memupuskan pengembangan tersebut.
Peneliti menyebutkan bahwa TRPV1 bisa diaktifkan dengan beberapa stimulan, salah satunya oleh senyawa yang ada pada lada. Senyawa proton yang banyak terdapat pada lada diketahui bisa mengaktifkan TRPV1. Lada juga bisa menghasilkan memiliki temperatur tinggi yang akan membantu mengaktifkan TRPV1.
Andrej A Romanovsky, MD, PhD adalah orang yang berhasil menemukan fakta tersebut dan akhirnya mempublikasikannya dalam Journal of Neuroscience.
"Kami sudah menemukan resep yang bisa mengaktifkan TRPV1 antagonists tanpa menimbulkan efek samping hyperthermia," ujar Dr Romanovsky seperti dikutip dari Sciencedaily, Jumat (12/2/2010).
Meski obat penghilang rasa sakit sudah banyak dikembangkan oleh perusahaan farmasi dan para ilmuwan, namun penemuan kali ini adalah temuan terbaru. Peneliti percaya bahwa generasi obat penghilang rasa nyeri kali ini akan lebih efektif dalam menangani sakit termasuk pada berbagai penyakit seperti kanker, AIDS, migrain dan diabetes.
Hasil temuan peneliti dari Barrow Neurological Institute at St. Joseph's Hospital and Medical Center telah membuka jalan untuk mengembangkan sebuah obat penghilang rasa nyeri baru yang disebut TRPV1 antagonists.
Obat ini akan menghambat reseptor vannilloid-1 (TRPV1) yang berperan sebagai pemicu sensasi panas saat mengonsumsi makanan yang pedas-pedas, sensasi tubuh yang tidak jauh berbeda saat seseorang sedang kesakitan. Oleh karena itu lada dianggap sebagai bahan yang bisa memicu menghilangkan rasa nyeri.
Sebenarnya peneliti sudah lama menduga bahwa TRPV1 antagonists berfungsi sebagai penghilang rasa nyeri dan berniat mengembangkannya. Namun percobaan klinis yang menyebutkan bahwa TRPV1 antagonists menyebabkan hyperthermia, yaitu demam berbahaya yang menyebabkan suhu tubuh sangat tinggi, memupuskan pengembangan tersebut.
Peneliti menyebutkan bahwa TRPV1 bisa diaktifkan dengan beberapa stimulan, salah satunya oleh senyawa yang ada pada lada. Senyawa proton yang banyak terdapat pada lada diketahui bisa mengaktifkan TRPV1. Lada juga bisa menghasilkan memiliki temperatur tinggi yang akan membantu mengaktifkan TRPV1.
Andrej A Romanovsky, MD, PhD adalah orang yang berhasil menemukan fakta tersebut dan akhirnya mempublikasikannya dalam Journal of Neuroscience.
"Kami sudah menemukan resep yang bisa mengaktifkan TRPV1 antagonists tanpa menimbulkan efek samping hyperthermia," ujar Dr Romanovsky seperti dikutip dari Sciencedaily, Jumat (12/2/2010).
Meski obat penghilang rasa sakit sudah banyak dikembangkan oleh perusahaan farmasi dan para ilmuwan, namun penemuan kali ini adalah temuan terbaru. Peneliti percaya bahwa generasi obat penghilang rasa nyeri kali ini akan lebih efektif dalam menangani sakit termasuk pada berbagai penyakit seperti kanker, AIDS, migrain dan diabetes.
Like Folder