Wali Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Suryatati A Manan menilai, tindakan sekolah yang mengeluarkan empat siswa karena telah menghina gurunya melalui situs jejaring sosial "facebook", terlalu berlebihan.
"Sekolah sepertinya terlalu berlebihan, anak-anak tersebut juga punya hak untuk belajar," kata Suryatati usai menghadiri perayaan Tahun Baru Imlek 2561 di Jl Merdeka Tanjungpinang, Minggu dini hari.
Suryatati mengatakan, seharusnya anak-anak tersebut dibina terlebih dahulu sebelum ada tindakan terakhir dari sekolah. "Saya akan panggil Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang," kata Suryatati.
Sedangkan Gubernur Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah yang dimintai tanggapannya mengaku belum mengetahui permasalahan adanya empat siswa-siswi di SMA 4 Kota Tanjungpinang yang dikeluarkan dari sekolah karena menghina seorang guru perempuan dengan kata-kata kotor melalui jejaring sosial "facebook".
"Saya akan cek dulu, nanti saya akan panggil Wali Kota Tanjungpinang," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, Ahadi, menilai tindakan sekolah mengembalikan empat orang siswanya kepada orang tua sudah sesuai aturan. Pengembalian siswa ini akibat mereka melakukan penghinaan di jejaring sosial "facebook" terhadap seorang guru.
"Kami menilai tindakan yang diambil pihak sekolah sudah sesuai aturan dan kami mendukung tindakan yang diambil sekolah untuk mengembalikan siswa tersebut kepada orang tuanya," kata Ahadi.
Menurut Ahadi, empat orang siswa SMA 4 Tanjungpinang yang melakukan penghinaan terhadap seorang guru pelajaran keterampilan tersebut dinilai sudah berlebihan dengan melakukan "posting" di jejaring sosial "facebook".
"Mereka tidak tahu akibat tindakan mereka itu tersebar luas di ’dunia maya’ yang menyebabkan guru tersebut merasa terhina," katanya.
Ahadi mengatakan, dalam tata tertib sekolah sudah dijelaskan seluruh aturan yang berlaku dan sudah disepakati bersama pihak sekolah dengan orang tua siswa. "Seluruh guru juga sepakat untuk mengembalikan mereka kepada orang tuanya, karena tindakan mereka bukan sekali itu saja melakukan tindakan yang tidak pantas, kalau sekali mungkin masih diberikan teguran atau surat peringatan," katanya.
Tindakan yang diambil tersebut menurut dia juga sebagai pembelajaran kepada siswa, agar anak-anak didik tersebut tertib dan mempunyai sopan santun terhadap guru. "Kalau dibiarkan akan menjadi berbahaya," katanya.
Empat siswa kelas dua jurusan IPA yang dikembalikan kepada orang tua tersebut tersebut adalah MA, AN, AR dan YK. Wakil Kepala Sekolah SMA 4 Tanjungpinang, Yose Rizal menyebutkan, kata-kata yang ditulis siswanya tersebut di jejaring sosial "facebook" sudah menyebut sesuatu yang sensitif bagi seorang perempuan. "Kompas
"Sekolah sepertinya terlalu berlebihan, anak-anak tersebut juga punya hak untuk belajar," kata Suryatati usai menghadiri perayaan Tahun Baru Imlek 2561 di Jl Merdeka Tanjungpinang, Minggu dini hari.
Suryatati mengatakan, seharusnya anak-anak tersebut dibina terlebih dahulu sebelum ada tindakan terakhir dari sekolah. "Saya akan panggil Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang," kata Suryatati.
Sedangkan Gubernur Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah yang dimintai tanggapannya mengaku belum mengetahui permasalahan adanya empat siswa-siswi di SMA 4 Kota Tanjungpinang yang dikeluarkan dari sekolah karena menghina seorang guru perempuan dengan kata-kata kotor melalui jejaring sosial "facebook".
"Saya akan cek dulu, nanti saya akan panggil Wali Kota Tanjungpinang," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, Ahadi, menilai tindakan sekolah mengembalikan empat orang siswanya kepada orang tua sudah sesuai aturan. Pengembalian siswa ini akibat mereka melakukan penghinaan di jejaring sosial "facebook" terhadap seorang guru.
"Kami menilai tindakan yang diambil pihak sekolah sudah sesuai aturan dan kami mendukung tindakan yang diambil sekolah untuk mengembalikan siswa tersebut kepada orang tuanya," kata Ahadi.
Menurut Ahadi, empat orang siswa SMA 4 Tanjungpinang yang melakukan penghinaan terhadap seorang guru pelajaran keterampilan tersebut dinilai sudah berlebihan dengan melakukan "posting" di jejaring sosial "facebook".
"Mereka tidak tahu akibat tindakan mereka itu tersebar luas di ’dunia maya’ yang menyebabkan guru tersebut merasa terhina," katanya.
Ahadi mengatakan, dalam tata tertib sekolah sudah dijelaskan seluruh aturan yang berlaku dan sudah disepakati bersama pihak sekolah dengan orang tua siswa. "Seluruh guru juga sepakat untuk mengembalikan mereka kepada orang tuanya, karena tindakan mereka bukan sekali itu saja melakukan tindakan yang tidak pantas, kalau sekali mungkin masih diberikan teguran atau surat peringatan," katanya.
Tindakan yang diambil tersebut menurut dia juga sebagai pembelajaran kepada siswa, agar anak-anak didik tersebut tertib dan mempunyai sopan santun terhadap guru. "Kalau dibiarkan akan menjadi berbahaya," katanya.
Empat siswa kelas dua jurusan IPA yang dikembalikan kepada orang tua tersebut tersebut adalah MA, AN, AR dan YK. Wakil Kepala Sekolah SMA 4 Tanjungpinang, Yose Rizal menyebutkan, kata-kata yang ditulis siswanya tersebut di jejaring sosial "facebook" sudah menyebut sesuatu yang sensitif bagi seorang perempuan. "Kompas
Like Folder